18 Maret 2011

Bangunan Tahan Gempa: Perkuat Kolom Rumah, Tembok Dibuat Ringan

Peneliti geoteknologi dan paleoseismologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Eko Yulianto mengatakan pentingnya bangunan tahan gempa di Indonesia. Bangunan terutama rumah yang tepat dapat mengurangi risiko keselamatan jiwa akibat gempa. Untuk merancang rumah tahan gempa bisa dengan merancang bangunan tidak permanen atau benar-benar kokoh tapi tentunya mahal. "Untuk merancang rumah tahan gempa bisa dengan merancang bangunan tidak permanen atau benar-benar kokoh tapi tentunya mahal," kata Eko.

Namun, bagi kebanyakan orang yang tak cukup biaya mendesain bangunan yang kuat tahan gempa, Eko mengatakan ada beberapa cara untuk meminimalkan risiko kematian. Masyarakat dapat membangun dengan konstruksi yang simetris atau berbentuk kotak. "Kolom betonnya dibuat simetris karena akan lebih kuat strukturnya," katanya.

Tak kalah penting, unsur struktur bangunan seperti kolom rumah dan slope diperkuat sementara unsur non struktur dibuat seringan mungkin. "Seringkali orang memandang tembok sebagai unsur struktur, padahal bukan. Tembok fungsinya sebagai penutup. Dalam beberapa kasus, tembok yang dibuat berat malah menjadi pembunuh saat gempa terjadi karena menimpa orang yang di dalam rumah," paparnya.

Di Jepang, kata Eko, kebanyakan bangunan dibuat semi permanen dimana partisinya dibuat dengan bahan ringan seperti bubur kertas, kayu, styrofoam. "Mungkin kalau di Indonesia bisa pakai bambu atau kawat yang diperkuat baru nanti dirancang seolah-olah seperti tembok. Ketika guncangan terjadi, rancangan seperti ini tidak terlalu mengancam," ujarnya.

Lalu untuk membangun slope diagonal, yang menghubungkan antartiang rumah, sebaiknya dibuat lebih lemah daripada tiangnya. Menurut Eko, ketika terjadi guncangan karena gempa, slope yang lebih berat akan mengalami patah di tengah dan menyebabkan kerusakan bangunan. (Natalia Ririh)

Tidak ada komentar: